Terlanjur nyemplung dan sekalian basah.
Itulah yang dialami Andi Sufariyanto, CEO Natural Body Care Pourvous.
Sejak masih duduk di bangku kuliah tahun ke-2, Andi menjalankan bisnis
awalnya dengan bermodalkan uang Rp 250.000. Dia memulai bisnis di tahun1999 dan mulai merasakan hasil di tahun 2005 katanya.
Sedikitnya
ada tujuh jenis usaha yang dilakoninya sebelum merintis
usaha produk perawatan tubuh. Pasarnya adalah teman-temannya sendiri
yang memiliki kantong tipis, tapi mau memiliki ponsel. Setelah dirasa
sukses dalam jual ponsel, Andi merambah bisnisnya pada servis hp namun
ternyata berjalan kurang lancar dan akhirnya tutup. Beberapa bulan
kemudian Andi membuka usaha
cuci mobil rumahan. Di waktu yang bersamaan ia juga menjual produk cina
serba lima ribu. Pelan tapi pasti, bisnisnya berkembang sambil berbisnis
software, aksesoris,
dan desain.
Pada
September 2007 Andi pun memulai
bisnis besarnya ini. Bersama istri tercinta, mereka memproduksi
produk-produk kecantikan dan perawatan tubuh karena awalnya ada pesanan
produk perawatan dan kecantikan untuk pra nikahnya. Andi memesan kepada
temannya yang bisa memproduksi produk-produk kecantikan tersebut dan
memasarkan dengan merek Pourvous.
Setelah jalan, Andi semakin fokus dan mencari tahu
melalui internet serta media lain bahwa pasar untuk produk kosmetik
yang natural sangat besar. “Di internasional sudah billion, sangat
besar,” tegasnya. Pourvous berasal dari bahasa Prancis
yang berarti “untuk kamu”. Selama tiga tahun berjalan, produksi untuk satu varian mencapai 2.000 per bulan.
Distribusi produk ini sudah hampir
mencapai seluruh kota besar di Indonesia. Selama ini Andi menjual
produknya secara online serta melalui beberapa distributor. Beberapa
varian Pourvous juga sudah pernah diekspor ke Manila sebanyak dua kali.
Di bawah PT Adila Imperium buatan Andi, kini ia membangun virtual office. Virtual office dengan menyasar pasar UKM. Virtual office berfungsi membantu sebuah kantor dalam menjalankan bisnisnya, sehingga dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan.
Dukungan orang tua sebenarnya kurang
dirasakan oleh Andi. “Kedua orang tua saya tidak berbisnis, mereka
bekerja dua-duanya. Namun, yang dilakukan Andi untuk mengubah kedua orang tuanya dari yang
semula abstain menjadi dukungan adalah dengan melakukan apa yang sudah
seharusnya dilakukan seorang anak saat berkuliah yakni berprestasi baik
0 komentar:
Posting Komentar