Kalau
mendengar kata "kebab", apa yang ada di pikiran kamu? Saya sih langsung
terpikir Kebab TUrki Baba Rafi dengan gerobak kuning cerah dan
merahnya. Ya, Kebab Turki Baba Rafi adalah pionir dan pemimpin besar
pasar kuliner kebab di Indonesia, dirintis oleh Hendy Setiono tahun 2003
saat berumur 20 tahun. Siapa sangka dia memilih DO dari kampusnya dulu?
Kisah
hidup pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983 ini menunjukkan sikap yang
bagi banyak orang terlihat nekat. Akan tetapi, sebenarnya lebih tepat
disebut berani dan bersungguh-sungguh. Suatu waktu, Hendy berlibur
sekaligus melepas kangen dengan ayahnya yang sedang tugas sebagai
operator perusahaan minyak di Qatar. Di sana, ia melihat banyak penjual
kebab, makanan khas Timur Tengah & Afrika berbahan daging yang
dipanggang dan disajikan dengan tortilla. Hendy yang memang menggemari
wisata kuliner pun mencicipinya. Ia langsung berpikir & menemukan
satu peluang bisnis, "Di Indonesia tidak ada bisnis kebab, bagaimana
kalau saya menjual kebab?".
Saat
kembali ke Indonesia, Hendy yang saat itu masih tercatat sebagai
mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Surabaya mengutarakan
niatnya untuk berhenti kuliah dan fokus di bisnis. Tentu saja orang
tuanya tidak langsung mengizinkan. Namun tekadnya sudah membulat, ia
benar-benar men-DO dirinya sendiri. Hal berikutnya yang ia lakukan
adalah mencari rekan bisnis dan melakukan eksperimen resep kebab. Dari
berbagai varian kebab Timur Tengah, menurutnya kebab Turki adalah kebab
yang paling enak. Setelah dimodifikasi, jadilah resep kebab Turki yang
cocok dengan lidah Indonesia.
Awal
bisnis Hendy dimulai justru dari burger & hot dog dengan brand
Yummy Burger. Modal awalnya Rp4 juta rupiah yang berasal dari pinjaman
adiknya yang juga berbisnis online. Stategi penjualannya bergerilya,
dijual berkeliling menggunakan gerobak di Surabaya. Yummy Burger
berkembang cukup baik, outletnya pun bertambah. Begitu mulai ada
kompetitor, Hendy berstrategi dengan menambah menu, ya kebab turki itu.
Brand Yummy Burger pun berubah menjadi Kebab Turki Baba Rafi. Rafi
sendiri adalah nama anak pertamanya Hendy, Baba artinya ayah, jadi arti
brandnya adalah "kebab Turki milih ayahnya Rafi".
Bisnisnya
tidak langsung berjalan mulus. Awal-awal berbisnis, Hendy pernah
berjualan sendiri bersama istri tercinta karena karyawannya sakit. Apes,
saat itu hujan turun dengan derasnya sehingga amat sedikit sekali
pembeli yang datang ke gerobaknya. Selesai berjualan, mereka makan di
warung seafood sebelah gerobak mereka. Untung tak dapat diraih, malang
tak dapat ditolak, ternyata tagihan makanan mereka di warung itu lebih
besar dari omset mereka hari itu!.
Walaupun
tidak selesai dalam mengenyam pendidikan formal, Hendy tidak berhenti
belajar berbisnis. Ia rajin mengikuti seminar-seminar bisnis dan berguru
dengan pengusaha sukses, antara lain Sandiaga Uno dan Purdi E. Candra,
pendiri Primagama.
Perjuangan
dan konsistensi Hendy bertahun-tahun berbuah manis. Kebab Turki Baba
Rafi disukai orang. Jumlah outlet-nya meledak karena Hendy membuka
peluang bekerja sama dengan sistem waralaba. Sukses di kebab, Hendy
tidak berpuas diri. Ia membuka bisnis lainnya di bidang kuliner juga,
yaitu Piramizza, Ayam Bakar Mas Mono, dan Bebek Garang.
Total
outlet Kebab Turki Baba Rafi saat ini lebih dari 1.000 buah di
Indonesia, Malaysia, dan Filipina, Piramizza 75 outlet, Ayam bakar Mas
Mono 50 outlet di Indonesia dan Malaysia, dan Bebek Garang dengan 10
outlet di Jakarta dan Bandung, dengan total omzet miliaran per bulan dan
membuka lebih dari 1.600 lapangan pekerjaan. Hendy pun membuktikan
lagi, bahwa kesungguhan dan kerja keras akan terus berbuah manis.
Hendy dapat dihubungi lewat e-mail hendy@babarafi.com atau twitter @HendySetiono.
Quick Tips
Niat bersungguh-sungguh harus ditunjang dengan tindakan kerja keras yang nyata.